Filipina: Inflasi Secara Mengejutkan Turun – UOB

Ekonom Senior Julia Goh dan Ekonom Loke Siew Ting di UOB Group mengomentari rilis terbaru angka inflasi di Filipina.

Kutipan Utama

“Inflasi utama Filipina melambat lebih jauh ke terendah delapan bulan 6,6% y/y di bulan April (dari +7,6% di bulan Maret). Laju pelonggaran lebih cepat dari prakiraan kami dan konsensus Bloomberg (keduanya 7,0%), sebagian besar disebabkan oleh persistensi penurunan pada harga bahan makanan dan bahan bakar tertentu serta tarif listrik yang lebih rendah selama bulan pelaporan. Pasang surut efek dasar tinggi tahun lalu juga memainkan peran penting dalam menurunkan inflasi utama di bulan April."

“Namun demikian, inflasi harga terkait jasa terus naik lebih tinggi bulan lalu sementara inflasi inti hanya menunjukkan penurunan kecil ke 7,9% (Maret: +8,0%). Kembalinya El Niño dapat membalikkan tren penurunan inflasi harga pangan selama beberapa bulan ke depan. Menyadari hal ini dan risiko kenaikan lainnya pada prospek inflasi (yaitu tarif listrik yang lebih tinggi, penyesuaian upah di atas rata-rata, dan dampak infeksi Demam Babi Afrika), kami mempertahankan proyeksi inflasi rata-rata setahun penuh 2023 6,0% untuk saat ini (est BSP: 6,0%, 2022: 5,8%).”

“Meskipun inflasi utama telah turun lebih cepat dari ekspektasi kami selama dua bulan berturut-turut di Mar-Apr, tekanan harga permintaan tetap tinggi seperti yang diungkapkan oleh inflasi inti dan jasa. Hasil PDB kuartal pertama 2023 yang akan segera dirilis juga penting untuk menegaskan kekuatan permintaan domestik. Ini akan meningkatkan risiko perluasan lebih lanjut tekanan harga dan munculnya efek orde kedua tambahan jika BSP menyerah terlalu cepat melawan inflasi. Dengan ini dan kenaikan suku bunga The Fed AS sebesar 25bp kemarin (4 Mei), kami memprakirakan BSP akan terus maju dengan kenaikan suku bunga sebesar 25bp pada 18 Mei."