确认您不是来自美国或菲律宾

在此声明,本人明确声明并确认:
  • 我不是美国公民或居民
  • 我不是菲律宾居民
  • 本人没有直接或间接拥有美国居民10%以上的股份/投票权/权益,和/或没有通过其他方式控制美国公民或居民。
  • 本人没有直接或间接的美国公民或居民10%以上的股份/投票权/权益的所有权,和/或受美国公民或居民其他任何方式行使的控制。
  • 根据FATCA 1504(a)对附属关系的定义,本人与美国公民或居民没有任何附属关系。
  • 我知道做出虚假声明所需付的责任。
就本声明而言,所有美国附属国家和地区均等同于美国的主要领土。本人承诺保护Octa Markets Incorporated及其董事和高级职员免受因违反本声明而产生或与之相关的任何索赔。
我们致力于保护您的隐私和您个人信息的安全。我们只收集电子邮件,以提供有关我们产品和服务的特别优惠和重要信息。通过提交您的电子邮件地址,您同意接收我们的此类信件。如果您想取消订阅或有任何问题或疑虑,请联系我们的客户支持。
Octa trading broker
开通交易账户
Test
Back

Harga Batu Bara Stabil, Permintaan India Diprediksi Melonjak, Tiongkok-Mongolia Bangun Jalur Langsung

  • Harga batu bara ICE Newcastle stabil dengan kontrak Mei naik tipis ke US$100,50 dan kontrak Juni lebih aktif, naik ke US$105,85 dengan volume tinggi.
  • Permintaan batubara India diproyeksikan naik 60% hingga 2050, dengan impor tetap signifikan meski produksi domestik ditingkatkan.
  • Tiongkok dan Mongolia bangun jalur kereta baru ke tambang Tavan Tolgoi demi tingkatkan ekspor batubara hingga 30 juta ton per tahun.

Harga batu bara di pasar berjangka ICE Newcastle terpantau bergerak stabil pada perdagangan terakhir. Dua kontrak aktif, yakni untuk pengiriman Mei dan Juni 2025, sama-sama mencatat kenaikan tipis.

Kontrak Mei 2025 (LQK25) naik sedikit sebesar US$0,05 ke level US$100,50 per ton. Harga hari ini, Kamis (22 Mei), dibuka di US$99,00. Namun volume transaksinya tergolong sepi, hanya 7 kontrak yang berpindah tangan.

Sementara itu, kontrak untuk Juni 2025 (LQM25) pada perdagangan tanggal 21 Mei terlihat lebih aktif. Harganya naik US$0,20 atau 0,19% ke posisi US$105,85 per ton untuk perdagangan yang tercatat hari Rabu, dengan volume transaksi mencapai 189 kontrak. Harga tertinggi hari itu tercatat di US$107,30.

Pergerakan harga ini menunjukkan bahwa pasar masih cukup optimis, meski belum ada lonjakan besar. Kontrak bulan Juni tampaknya mulai menjadi favorit karena mencerminkan ekspektasi terhadap permintaan energi yang lebih tinggi ke depan.

Permintaan Batu Bara India Diproyeksikan Melonjak 60% pada 2050

Meski dunia sedang bergerak menuju energi bersih, permintaan batu bara di Asia — khususnya di India dan Tiongkok — masih akan tumbuh signifikan dalam beberapa dekade ke depan.

Di India, kebutuhan batubara diprakirakan melonjak sekitar 60% hingga tahun 2050. Hal ini disampaikan oleh Pritish Raj, Managing Editor Asia Thermal Coal di S&P Global Commodity Insights kepada EnergyWorld. Meski India termasuk salah satu produsen batubara terbesar dunia, masih ada keterbatasan dalam hal kualitas dan pasokan dari dalam negeri. Karena itu, impor tetap akan dibutuhkan – diprakirakan mencapai 150-180 juta ton batubara termal pada tahun 2030 dari total kebutuhan sekitar 250 juta ton.

Secara proporsi, penggunaan batubara dalam pembangkit listrik India memang akan menurun ke level 66% pada 2030. Tapi secara volume, konsumsi energi dari batu bara justru naik, seiring meningkatnya permintaan listrik nasional yang diproyeksikan mencapai 1.600 TWh. Di saat yang sama, energi surya terus mencatat pertumbuhan pesat – kontribusinya dalam bauran energi diprakirakan naik dari 8,54% (2024) menjadi 14,58% (2030).

Tiongkok-Mongolia Membangun Jalur Langsung Kereta Lintas Batas

Tak hanya India, Tiongkok juga mengambil langkah penting. Negara Tirai Bambu ini dan Mongolia tengah memperkuat konektivitas logistik energi melalui pembangunan jalur kereta lintas batas Gankemaodu-Gashuunsukhait sepanjang 19,5 km, seperti yang dilaporkan oleh railway.supply. Jalur ini akan langsung menghubungkan Tiongkok dengan tambang batu bara raksasa Tavan Tolgoi di Mongolia, dan diprakirakan mampu mengangkut hingga 30 juta ton batubara per tahun. Proyek ini ditargetkan selesai awal 2027 dan akan menggantikan sistem angkutan truk yang selama ini digunakan.

Proyek yang dikerjakan oleh China Energy dan Erdenes-Tavantolgoi JSC ini dinilai strategis, karena berpotensi meningkatkan pendapatan Mongolia hingga sekitar US$1,5 miliar per tahun, mendorong pertumbuhan ekonomi sebesar 0,8% per tahun, dan memperkuat posisi negara itu sebagai pemasok utama batu bara kokas dan termal ke Tiongkok. Jika jalur perbatasan lain juga dibuka, total ekspor batu bara Mongolia bisa tembus 120 juta ton pada 2030.

Perlu Menjaga Keseimbangan antara Bisnis Batu Bara dan Pengembangan Energi Terbarukan

Di sisi lain, perusahaan energi Indonesia, Indika Energy, menyatakan akan tetap menjaga keseimbangan antara bisnis batu bara dan pengembangan energi terbarukan. Meski dunia menghadapi dinamika baru – termasuk kembalinya AS ke kebijakan pro-fosil di bawah Presiden Trump – Indika berkomitmen untuk tetap pada jalur transisi energi.

“Kami tetap prioritaskan kinerja bisnis batu bara yang sudah berjalan agar bisa menopang transformasi ke sektor-sektor baru yang lebih berkelanjutan,” jelas Azis Armand, Direktur Indika Energy saat diwawancarai oleh CNBC.

Produk Domestik Bruto (Thn/Thn) Meksiko 1Q sesuai Prakiraan 0.8%

Produk Domestik Bruto (Thn/Thn) Meksiko 1Q sesuai Prakiraan 0.8%
了解更多 Previous

GBP/USD Menjadi Hati-hati Setelah Data PMI Manufaktur Inggris yang Mengecewakan, Dengan Fokus pada Data AS

Pound Sterling Inggris (GBP) telah menguat secara stabil terhadap Dolar AS (USD) sejak Januari, mencerminkan kondisi ekonomi yang berbeda antara Inggris dan Amerika Serikat
了解更多 Next