Back
25 Nov 2015
Munculnya Ketegangan Geopolitik - Rabobank
FXStreet - Piotr Matys, EM FX Strategist di Rabobank, mencatat bahwa jatuhnya sebuah jet tempur Rusia oleh Turki di dekat perbatasan dengan Suriah mengirim saham Eropa lebih rendah secara keseluruhan dan kemunculan risiko geopolitik memicu permintaan untuk safe haven, yield pada Treasuries 10Y AS jatuh ke level terendah sejak awal November.
Kutipan Penting
"Sementara Turki mengklaim bahwa jet militer Rusia melanggar wilayah udaranya dan bahwa pilot mengabaikan peringatan berulang-ulang sebelum pesawat Turki menembaki, Rusia berpendapat bahwa pesawatnya sedang terbang sepanjang waktu di atas wilayah Suriah.
Presiden Rusia Vladimir Putin menggunakan retorika yang cukup keras saat ia menggambarkan insiden tersebut sebagai "menusuk dari belakang dari antek terorisme." Presiden Rusia juga menambahkan secara menakutkan bahwa negaranya "tidak akan mentolerir kejahatan seperti itu" dan bahwa akan ada "konsekuensi serius."
Kemudian pada hari Selasa Kremlin menjelaskan bahwa Presiden Putin tidak bermaksud "konsekuensi militer." Namun, ini adalah insiden paling serius yang melibatkan Turki, yang merupakan anggota NATO, sejak Rusia telah meluncurkan serangan udara terhadap ISIS di Suriah (meskipun barat mempertanyakan motif Putin sebenarnya).
Setelah pertemuan darurat mereka di Brussels, para pejabat NATO menyerukan "tenang dan de-eskalasi." Dalam panggilan telepon Presiden AS Barack Obama dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan "menyepakati pentingnya de-eskalasi situasi dan mengejar pengaturan untuk memastikan bahwa insiden tersebut tidak terjadi lagi."
Dengan kata lain, komentar dari para pemimpin Barat telah cukup konstruktif dan bertujuan untuk meredakan ketegangan. Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia menangguhkan kerjasama militer dengan Turki dan juga mengerahkan rudal penjelajah dipandu ke pantai Suriah dengan misi untuk menghancurkan target apapun yang dapat menimbulkan bahaya bagi jet Rusia yang beroperasi di Suriah."
Kutipan Penting
"Sementara Turki mengklaim bahwa jet militer Rusia melanggar wilayah udaranya dan bahwa pilot mengabaikan peringatan berulang-ulang sebelum pesawat Turki menembaki, Rusia berpendapat bahwa pesawatnya sedang terbang sepanjang waktu di atas wilayah Suriah.
Presiden Rusia Vladimir Putin menggunakan retorika yang cukup keras saat ia menggambarkan insiden tersebut sebagai "menusuk dari belakang dari antek terorisme." Presiden Rusia juga menambahkan secara menakutkan bahwa negaranya "tidak akan mentolerir kejahatan seperti itu" dan bahwa akan ada "konsekuensi serius."
Kemudian pada hari Selasa Kremlin menjelaskan bahwa Presiden Putin tidak bermaksud "konsekuensi militer." Namun, ini adalah insiden paling serius yang melibatkan Turki, yang merupakan anggota NATO, sejak Rusia telah meluncurkan serangan udara terhadap ISIS di Suriah (meskipun barat mempertanyakan motif Putin sebenarnya).
Setelah pertemuan darurat mereka di Brussels, para pejabat NATO menyerukan "tenang dan de-eskalasi." Dalam panggilan telepon Presiden AS Barack Obama dan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan "menyepakati pentingnya de-eskalasi situasi dan mengejar pengaturan untuk memastikan bahwa insiden tersebut tidak terjadi lagi."
Dengan kata lain, komentar dari para pemimpin Barat telah cukup konstruktif dan bertujuan untuk meredakan ketegangan. Sementara itu, Kementerian Pertahanan Rusia menangguhkan kerjasama militer dengan Turki dan juga mengerahkan rudal penjelajah dipandu ke pantai Suriah dengan misi untuk menghancurkan target apapun yang dapat menimbulkan bahaya bagi jet Rusia yang beroperasi di Suriah."