WTI Berayun Di Kedua Sisi Level $60,00, Dibebani Oleh Kekhawatiran Covid-19 Internasional

• WTI telah turun kembali dari tertinggi Kamis lalu di atas $61,50 ke level-level saat ini di sekitar $60,00.
• Meskipun aset-aset risiko lainnya berkinerja baik, WTI mungkin merasakan beban kekhawatiran Covid-19 internasional.

Kontrak berjangka bulan depan untuk patokan Amerika untuk minyak mentah sweet light, West Texas Intermediary atau WTI, telah mundur di awal minggu penuh pertama di bulan April, meskipun kenaikan terlihat pada ekuitas global dan penurunan terlihat dalam dolar AS. WTI saat ini diperdagangkan dengan penurunan sekitar $1,20 di sesi ini atau lebih dari 2,0%, setelah tergelincir kembali dari tertinggi Kamis lalu di atas $61,50 untuk diperdagangkan di kedua sisi level $60,00.

WTI saat ini diperdagangkan sedikit di atas angka besar dan tampaknya memperoleh beberapa support dari moving average 50-hari, yang saat ini berada di $59,87. Kondisi perdagangan tipis sejak akhir sesi Asia Pasifik di tengah kurangnya partisipan pasar Eropa karena libur umum Senin Paskah di sebagian besar benua. Pasar AS dibuka dan dengan demikian volume akan sedikit lebih tinggi selama beberapa jam mendatang, meskipun volume tidak mungkin setinggi Senin biasanya, mengingat jumlah pelaku pasar AS yang lebih besar dari biasanya diperkirakan akan memanfaatkan akhir pekan yang panjang dan libur Senin ini.

Pendorong hari ini

Data tenaga kerja yang mengesankan Jumat lalu tampaknya telah diterima dengan baik oleh ekuitas, obligasi dan investor FX; Ekuitas AS naik ke level-level rekor baru dengan S&P 500 sekarang di atas 4050 (naik hampir 0,9% pada sesi ini), yield obligasi pemerintah AS telah melonjak (yield 10-tahun kembali mendekati 1,72% naik dari di bawah 1,68% Kamis lalu) dan pasar FX umumnya mengarah ke risiko (AUD, CAD, dan NZD yang sensitif terhadap risiko semuanya berjalan dengan baik). Sebagai pengingat, ekonomi AS menambahkan 916 ribu pekerjaan di bulan Maret, lebih tinggi dari ekspektasi penambahan 647 ribu pekerjaan dan revisi dua bulan berikutnya di 156 ribu yang positif – data dimasukkan ke dalam narasi ekonomi AS kembali sehat, salah satu yang diperkirakan banyak analis akan memberikan tekanan ke atas pada selera risiko dan yield obligasi pemerintah AS.

Tapi minyak mentah tidak memiliki antusiasme yang sama seperti kelas-kelas aset lainnya. Tampaknya, pelaku pasar minyak mentah terus mengkhawatirkan ancaman yang ditimbulkan oleh gelombang ketiga infeksi Covid-19 global yang sedang berlangsung terhadap permintaan minyak mentah dalam jangka pendek; India, salah satu konsumen minyak mentah terbesar di dunia, mengalami rekor baru jumlah infeksi Covid-19 selama akhir pekan lebih dari 100 ribu kasus pada hari Minggu dan negara bagian di negara itu memperketat lockdown. Filipina memperpanjang lockdown di Kawasan Ibu Kota Nasional utamanya setidaknya selama satu minggu lagi. Sementara itu, Korea Selatan mengalami hari kelima berturut-turut di atas 500 infeksi baru Covid-19. Kekhawatiran Covid-19 internasional tampaknya akan membebani harga minyak mentah untuk beberapa waktu, dengan pasar utama lainnya seperti Eropa juga masih dalam lockdown.

Di tempat lain, penurunan pasar minyak mentah mungkin ada hubungannya dengan hasil OPEC+ minggu lalu; sebagai pengingat, kartel setuju untuk meningkatkan output sebesar 350 ribu di bulan Mei, 350 ribu di bulan Juni dan 441 ribu di bulan Juli. Sementara itu, Saudi mengumumkan bahwa mereka akan secara bertahap mencabut pemangkasan output 1 juta barel per hari sukarela mereka sebesar 250 ribu di bulan Mei (membuat pemangkasan sukarelanya menjadi 750 ribu bulan itu), 350 ribu di bulan Juni (membuat pemangkasan sukarelanya menjadi 400 ribu bulan itu) kemudian 400 ribu di bulan Juli (secara efektif mengakhiri pemangkasan output sukarela tambahan mereka). Menjelang pertemuan, pasar tidak mengharapkan kartel untuk mengembalikan sejumlah minyak mentah ini, jadi dapat membebani harga.